Pages

Selasa, 26 Juli 2011

Apa Kabar Dunia

Apa Kabar Dunia


Odori-don, Ekstrim Kuliner Dari Jepang

Posted: 26 Jul 2011 02:00 AM PDT

Makanan yang satu ini mungkin tampak mengerikan bagi sebagian orang, bahkan terlihat tidak ber-'perikehewanan'. Namun, makanan ini benar-benar disajikan di restoran Ikkatei Tabiji di Hokkaido, Jepang, dengan harga sekitar Rp 205.000

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhup2sRePnzTpkDaiuI4yKjP13knM73lXIQdFsk9NAjM2rcGf4EvXs5JCo-uNxC7nM3C7kxcArXEZeMcOEROZOoVn18yJ8EZDrqXWS3fm9p739uONTTpWBkyp3114NWq0EgksuCR1huUM09/s1600/odoridon.jpg


'Odori-don' atau 'Mangkuk nasi dengan cumi yang menari' adalah masakan Jepang yang menyajikan cumi hidup yang telah dipenggal kepalanya dan diletakkan di atas semangkuk nasi sushi bersama potongan atau irisan tipis kepalanya yang terpenggal.

Awalnya, kepala cumi tersebut terlihat tidak bergerak, tetapi jika dituangkan bumbu kecap khas Jepang di atasnya, maka cumi tersebut akan bergerak seperti sedang 'menari'.

Setelah 'pertunjukkan' itu, cumi kemudian diangkat dari mangkuk dan dipotong-potong menjadi ukuran kecil untuk kemudian disajikan kembali oleh koki.

Peringatan! Bagi yang punya perut yang lemah dan tidak tegaan, serta buat para cumi-cumi lain yang ada di luar sana, tidak dianjurkan untuk melihat video di bawah ini :


Sumber :
unik-qu.blogspot.com

Pelajaran Berharga Dari Seorang Tuna Netra

Posted: 26 Jul 2011 12:00 AM PDT

Ini adalah kisah dua orang pria yang sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang di antaranya menderita penyakit yang mengharuskannya duduk dekat jendela disamping tempat tidurnya selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya dan untuk menormalkan jantungnya karena denyutnya sangat lemah.

http://cintasiramarama.com/wp-content/uploads/2011/07/Panel-Windows-with-Different-Lengths-Formed-by-the-Wall-Leading-to-the-Scenery-475x341.jpg

Sedangkan pria yang lain harus berbaring. Pria ini sering uring-uringan, bahkan tak jarang membentak anggota keluarga yang menjaga dan perawat yang memeriksanya. Tak jarang pula pria yang satu ini berteriak di malam hari (mungkin karena kesakitan) sehingga mengganggu pasien yang lainnya.

Suatu hari di sore yang cerah, seperti biasa pria yang berada dekat jendela ini duduk sambil melihat keluar jendela.

Sambil tersenyum dan dengan wajah gembira dia menggumam, "Senang sekali ya seandainya aku bisa berjalan-jalan setiap sore di taman itu, tentunya aku tidak ingin kembali di tempat ini lagi." gumamnya sambil tetap terlihat tersenyum.

Melihat hal itu pria satunya yang berada di sebelah tempat tidurnya berkata dengan rasa penasaran, "Apa yang kau lihat di luar sana, kawan?"

"Sebuah taman dengan kolam yang indah. Itik dan angsa berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Suatu senja yang indah." jelas pria yang duduk

Setiap sore ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria yang hanya bisa berbaring merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.

Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengan begitu detil sehingga membuat pria yang berbaring membayangkan semua keindahan pemandangan itu.

Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya pun semakin bertambah.

Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk di dekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas.

Meski pria yang kedua tidak dapat mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria yang pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah. Begitulah seterusnya, dari hari ke hari. Dan, satu minggu pun berlalu.

Suatu pagi, seorang perawat mendapati pria yang berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya.

Pria yang kedua merasa begitu kehilangan seorang teman yang mengisi hari-harinya. Begitu penasarannya dengan apa yang diceritakan oleh sang kawan hingga ia meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu.

Perawat itu menuruti kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu.

Betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah . . . Tembok Kosong!!!

Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu.

Dari perawat itulah dia menyadari bahwa rekannya yang sudah meninggal ternyata seorang Tuna Netra yang terserang penyakit parah dan kronis

 
Hikmah :

Kata yang penuh semangat, tutur kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik dalam hidup kita.

Menyampaikan setiap ujaran dengan santun, akan selalu lebih baik daripada menyampaikannya dengan ketus, gerutu, atau dengan kesal.

Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain.

Sumber :
situslakalaka.blogspot.com

Hasil Penelitian, Mayat Seorang Perokok Lebih Lama Terurai

Posted: 25 Jul 2011 10:00 PM PDT

Di dalam kubur, mayat perokok akan lebih lama menyatu dengan tanah ketimbang mayat orang yang tidak merokok. Begitulah simpulan para ahli forensik dari University of Wolverhampton, Inggris, yang mengadakan serangkaian penelitian untuk menentukan secara pasti waktu kematian dalam kasus-kasus mencurigakan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb8OL5jpdkqKlSi8R6kyZvMcBXi1j8bGYY8JYRG7PN2jNHrzqUdQv6YmC_zK2XwQXdp7P4B2vydjNO_1ELKIgbfGqk5V8fv3sMPEuItD32osNr5ELQSnmL95IOuI5kJtO-3wohB5gp4OY/s1600/ilustrasi_100702075417.jpg

Menghitung interval post-mortem (PMI) - waktu yang telah berlalu sejak seseorang telah meninggal – merupakan salah satu bagian terpenting dari informasi yang akan didirikan dari TKP, dan ini adalah salah satu yang paling sulit untuk mencari tahu. Karena semakin lama mayat ditemukan, metode yang selama ini digunakan semakin tidak akurat.

Terlebih lagi, saat tubuh dimakamkan di kuburan rahasia, metode untuk menentukan PMI bisa menjadi tidak dapat diandalkan untuk berbagai alasan: aktivitas serangga membuahkan tanda yang menjadi kurang dari yang diharapkan, atau akan sulit untuk mengatakan apakah tubuh dipindahkan dari lokasi lain.

Christopher Rogers dari University of Wolverhampton, Inggris, yang memimpin penelitian menyebut tiap bagian tubuh ternyata memiliki "masa hancur" yang beragam. Dia mencontohkan tulang rawan, karena tidak mendapatkan pasokan darah, maka akan rusak lebih lambat dari jaringan lain.

Untuk menguji teori ini, Rogers dan koleganya mengubur kaki babi dalam tanah untuk mensimulasikan penguburan manusia di kuburan dangkal. Mereka meninggalkan kaki untuk menguraikan berbagai panjang waktu hingga sampai 13 minggu.

Hasil penelitiannya disajikan dalam Konferensi Penelitian Forensik dan Pengajaran di Coventry, Inggris, menunjukkan bahwa tulang rawan terurai dalam beberapa tahap yang berbeda. Yang penting, kristal mineral yang terbentuk pada tulang rawan setelah tiga minggu dan menghilang setelah enam minggu, memberikan cap "waktu yang jelas".

Rogers yakin bahwa kristal bisa membuat tulang rawan alat analisis yang berguna dalam menentukan PMI, namun menekankan bahwa studi yang sama perlu dilakukan dalam kondisi yang berbeda, seperti temperatur yang berbeda dan jenis tanah, untuk memeriksa apakah hasil yang konsisten.

Dalam studi terpisah di Nottingham Trent University, Inggris, Andrew Chick meneliti apakah merokok mempengaruhi perhitungan PMI. Ilmuwan forensik sering melihat serangga memakan mayat, tetapi nikotin dalam tubuh perokok bisa mempengaruhi perilaku serangga "dan mengacaukan waktu perkiraan kematian".

Untuk mengetahui lebih lanjut, Chick dan rekan-rekannya telah meletakkan tiga babi mati di hutan. Dua dari babi telah disuntik dengan nikotin pada tenggorokannya, untuk meniru daerah mana yang terbesar mengandung nikotin dalam tubuh manusia dan satu lagi tanpa disuntik nikotin.

Penelitian akan dilaksanakan selama lima tahun, tetapi tim telah menemukan beberapa hasil awal yang menarik. Ternyata, lalat menghindari daerah nikotin, dan ketika mereka bertelur di sana, telur-telur itu tidak bergerombol seperti pada bagian yang lain.

Bila belatung menetas, mereka juga menghindari makan di daerah yang kaya nikotin. "Bahkan kumbang pun menjauh," ujarnya, seraya menambahkan hasil ini berarti bahwa tubuh perokok mungkin lebih lambat membusuk dibandingkan non-perokok.

"Jika percobaan ulang mendukung temuan ini, ilmuwan forensik akan perlu untuk membedakan antara tubuh orang yang merokok dan mereka yang tidak, " kata Chick.

Ia menambahkan, bahan kimia lainnya dapat mengakibatkan hal yang sama juga. "Ada bukti dalam literatur obat-obatan ilegal yang memiliki pengaruh terhadap cara tubuh membusuk: kokain, misalnya, memperbesar ukuran belatung."

Sumber :
kaskus.us

Ditemukan Fosil Serangga 'Frankenstein' di Brasil

Posted: 25 Jul 2011 09:00 PM PDT

Fosil yang diperkirakan berasal dari 120 juta tahun silam ini ditemukan di antara fosil-fosil di Brasil. Monster ini memiliki sayap dan tubuh seperti capung.

"Serangga 'Frankenstein' ini merupakan perpaduan karakteristik aneh yang tak terkait kelompok serangga," ujar salah satu peneliti yang menemukan kelompok serangga baru ini.


Dua dari sekitar koleksi 30 fosil larva dunia, peneliti membuat urutan spesies baru. Coxoplectoptera, serangga yang baru mendapat nama ini berasal dari Periode Krustasius dan tak memiliki keturunan modern.


Kerabat terdekat serangga ini adalah lalat capung. Entomolog Arnold Staniczek mengaku fosil baru ini sangat menarik.


Pasalnya, larva serangga ini menyerupai udang air tawar. Selain itu, para peneliti mengaku menemukan asal muasal sayap serangga ini. Peneliti yakin seperti ditulis Dailymail, sayap serangga ini muncul dari plat punggung dan sayap ini berkembang dari kakinya.

Sumber :
unikaja.com

Bumi 'Bersendawa' Akibatkan Kepunahan Masal

Posted: 25 Jul 2011 07:00 PM PDT

Ada banyak teori menjelaskan punahnya makhluk hidup dari muka bumi ratusan juta tahun lalu. Salah satunya teori pelepasan gas.

Micha Ruhl dan ilmuwan Nordic Center for Earth Evolution di Universitas Kopenhagen, Denmark menyimpulkan bahwa kepunahan ekosistem laut yang terjadi 200 juta tahun lalu, disebabkan oleh pelepasan gas karbon metan ke atmosfer.

http://static.inilah.com/data/berita/foto/1727942.jpg

Tidak seperti layaknya manusia yang bersendawa, "sendawa" bumi ini meningkatkan temperatur atmosfer bumi. Akibatnya, berbagai organisme serta ekosistem yang hidup kala itu, tidak mampu bertahan hidup karena kondisinya demikian panas.

"Pelepasan sejumlah kecil karbon dioksida dari gunung berapi memicu pemanasan global atmosfer, dan meningkatkan temperatur laut," ujar Ruhl seperti dikutip FoxNews.

"Metan terdapat di dasar laut, dan saat temperatur permukaan meningkat, es meleleh dan metan dilepaskan."

Ia juga mengatakan, saat ini orang khawatir, karena bisa jadi pelepasan metan karbon dioksida dari material perut bumi dapat melelehkan es dengan cara sama seperti ratusan juta tahun lalu. Namun teori itu masih perlu diuji lagi.

Sumber :
inilah.com

0 komentar:

Posting Komentar